KEBANGKITAN NASIONAL, MASIH RELEVAN KAH..? INI KATA MEREKA ;

Mediarakyatpost, Depok – Kebangkitan Nasional merupakan titik awal bagi Bangsa Indonesia untuk bangkit dan memiliki jiwa nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi. Selain itu, Kebangkitan Nasional juga merupakan langkah awal untuk rakyat Indonesia memiliki kesadaran agar mampu memperjuangkan Indonesia untuk merdeka.

Tokoh Kebangkitan Nasional atau dikenal dengan Tiga Serangkai adalah dr. Tjipto Mangunkusumo, dr. Douwes Dekker dan Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketiga tokoh tersebut yang melahirkan organisasi Boedi Oetomo. Kongres Pertamanya dilaksanakan pada Oktober 1908 di Yogyakarta.

Mediarakyatpost mencoba menggali terkait makna dan nilai kebangkitan nasional, dan apakah kondisi saat ini masih relevan kah nilai dan makna dari kebangkitan nasional tersebut, serta apa yang musti dilakukan oleh anak bangsa demi kemajuan negara yang dikaitkan dengan makna dan nilai kebangkitan nasional, wawancara dilakukan pada senin (19/5) malam.

Adalah
Syarif hidayat, S..Stp yang menjabat sebagai Kepala seksi (Kasie) Penyuluhan Dan Peran Serta Masyarakat Dinas Pemadam Kebakaran
Dan Penyelamatan Kota Depok, mengatakan bahwa
Makna dan nilai kebangkitan nasional sebagai momentum penyemangat agar tumbuh kesadaran dalam jiwa setiap warga negara keinginan untuk mencapai tujuan dan cita2 luhur bangsa yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, tentunya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Lebih jauh, imbuh Syarif terkait relevansi nilai dan makna kebangkitan nasional, mengatakan,
“justru masih sangat relevan, karena apabila makna dan nilai dari kebangkitan nasional hilang atau terlupakan dari bangsa tercinta ini, maka sama saja membuka “pintu gerbang penjajahan”, nilai dan makna kebangkitan nasional harus tetap ditumbuh kembangkan, terutama dikalangan generasi muda saat ini, sebab ditangan dan pundak merekalah sejarah perjalanan bangsa ini akan diwariskan,” imbuh pria yang satu almamater dengan Wali kota Depok saat ini.

Dan terkait hal yang harus dilakukan, Syarif berpendapat, bahwa sebagai anak bangsa kita harus tetap menanamkan semangat kebangkitan nasional dalam mencapai tujuan pembangunan bangsa kita sebagaimana yang dicita2kan oleh para pendahulu kita.
“Sebagai generasi penerus perjalanan bangsa, wajib bagi setiap anak bangsa untuk tetap berbuat dan berkarya sesuai kemampuan, Jangan tanya apa yang negara berikan padamu, tetapi tanyalah apa yang sudah kita berikan pada negara,” pungkas Syarif sungguh sungguh.

Terpisah, H. Raditya P. Rahim pemerhati masalah sosial politik, melalui sambungan telepon selular, mengatakan bahwa makna dan nilai dari kebangkitan nasional sangatlah penting dari sudut sejarah, karena melalui generasi 1908 tersembullah nasionalisme dan itu adalah supplemen yang amat sangat dibutuhkan dalam upaya meraih kemerdekaan, kata Raditya membuka pembicaraan.

Lebih jauh, Raditya mengatakan “makna dan nilai kebangkitan nasional dikaitkan dengan kondisi bangsa saat ini, dirinya berpendapat, justru nilai kebangkitan itu yang musti di pacu, khususnya untuk generasi muda, nilai dan makna kebangkitan nasional adalah semangat untuk membangun bangsa menuju bangsa yang maju, etos ini, nilai kebangkitan nasional menjadi sekrup utama, kita jangan terlena dengan kemajuan teknologi, jangan hanya jadi “user” dari kemajuan teknologi, sebab kalau hanya puas jadi user bangsa ini akan terlena dan pada akhirnya lupa bahwa didirikannya negara dan bangsa ini punya tujuan yang mulia, untuk segenap tumpah darah,” papar pria lulusan Universitas Nasional ini.

Masih dari Raditya, “generasi muda Indonesia harus mampu menjadi kreator kemajuan teknologi agar bangsa ini bukan hanya jadi bangsa user tapi menjadi bangsa kreator kemajuan” imbuhnya.

Dirinya mengatakan, bahwa terkait peringatan hari-hari nasional sudah semustinya di wujudkan substansi nya, jangan puas hanya pada seremonial belaka..ingat para pendahulu bangsa ini, minim seremonial, mereka di jamannya lebih banyak berbuat dan berkarya demi tujuan meraih kemerdekaan, kita sudah merdeka bukan berarti berhenti berbuat dan berkarya, justru harus lebih keras lagi berbuat dan berkarya mengisi kemerdekaan dan menjadikan Indonesia negara maju, adil dan makmur, pungkas Raditya(GDP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *