Semangat Budaya dan Religi dalam Tradisi Sedekah Desa Japanan: Wujud Syukur dan Pelestarian Kearifan Lokal

Jombang – Mediarakyatpost.com – Tradisi Sedekah Desa kembali menggema di Desa Japanan, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, pada Jumat pagi (16/5/2025). Perayaan tahunan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya lokal ini bukan hanya menjadi sarana ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai luhur warisan leluhur dan penguatan ikatan sosial masyarakat.

Sejak pukul 07.00 WIB, warga tampak memadati Balai Desa Japanan dengan mengenakan pakaian tradisional. Laki-laki mengenakan baju lurik dan ikat kepala, sementara perempuan mengenakan kebaya dan jarik. Diiringi alunan gamelan Jawa yang dimainkan secara live oleh para seniman desa, prosesi arak-arakan budaya dimulai dengan tertib dan penuh khidmat.

Rombongan berjalan kaki menuju situs makam Mbah Sentono, tokoh yang dipercaya masyarakat sebagai pembuka lahan pertama atau pembabat alas kawasan yang kini menjadi Desa Japanan. Meski jarak menuju makam mencapai sekitar satu kilometer, semangat dan antusiasme warga tak surut sedikit pun. Sepanjang perjalanan, para peserta arak-arakan membawa berbagai hasil bumi seperti padi, buah-buahan, dan umbi-umbian, sebagai simbol rasa syukur atas berkah alam.

Sesampainya di makam Mbah Sentono, warga bersama tokoh agama dan sesepuh desa menggelar doa bersama serta ritual penghormatan kepada leluhur. Suasana terasa sakral dan penuh haru, mencerminkan kedalaman spiritualitas masyarakat yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai religius di tengah arus modernisasi.

Kepala Desa Japanan, Bapak Suwaji, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Tradisi Sedekah Desa ini bukan hanya kegiatan seremonial semata, melainkan bentuk nyata dari upaya menjaga warisan budaya dan membangun harmoni sosial. “Melalui tradisi ini, kita diajarkan untuk selalu bersyukur, menjaga hubungan baik antarwarga, dan menghormati jasa para pendahulu yang telah berjasa membangun desa ini,” ujarnya.

Acara dilanjutkan dengan berbagai pentas seni rakyat, Wayang kulit semalam suntuk yang melibatkan Ki dalang Ternama. Selain menjadi hiburan, pementasan Wayang Kulit ini juga menjadi media edukasi bagi generasi muda agar tidak melupakan akar budayanya.

Antusiasme warga, baik tua maupun muda, menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan kebersamaan masih sangat kuat tertanam dalam kehidupan masyarakat Desa Japanan. Tradisi Sedekah Desa ini pun menjadi contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat terus hidup berdampingan dengan perkembangan zaman, sekaligus memperkuat identitas budaya bangsa.(to)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *