๐๐ผ๐๐๐๐ผ๐๐, ๐ข๐๐๐๐๐ง๐๐ ๐ฎ๐๐ฉ๐ฅ๐ค๐จ๐ฉ.๐๐ค๐ข,- Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding melakukan kunjungan kerja ke Rumah Dinas Bupati Magelang, Minggu (13/4/2025) sore. Untuk membangun kerja sama dengan pemerintah kabupaten (pemkab) Magelang. Dalam pertemuan dengan Bupati Magelang Grengseng Pamuji, disepakati penyediaan tenaga kerja migran terdidik sebagai solusi untuk mengurangi angka pengangguran.
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding mengungkapkan, saat ini terdapat permintaan hingga 1,7 juta tenaga kerja dari luar negeri, namun baru sekitar 297 ribu yang terpenuhi. Peluang tersebut tersebar di 100 negara seperi Jepang, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, Jerman, dan sejumlah negara Eropa lainnya.
“Saya tadi sudah bertemu dengan Pak Bupati membahas peluang itu, Alhamdulillah, beliau setuju. Kita dorong, misalnya di Disnaker ada bidang khusus yang fokus mengurus pekerja migran,” ujar Karding usai bertemu dengan Grengseng Pamuji di ruang Mendut Komplek Rumah Dinas Bupati Magelang.
Karding juga menekankan pentingnya menyiapkan tenaga kerja terdidik dan terampil melalui pelatihan serta dukungan pembiayaan.
“Nanti kita pikirkan juga biaya operasionalnya, sehingga tenaga pelatihannya berkompeten, baik dari keterampilannya, juga bahasanya, sehingga para pekerja migran ini sudah dibekali ilmu pengetahuan,” ungkapnya
Menurut Karding, kehadiran pekerja migran ini dapat berdampak selain mengurangi angka pengangguran juga meningkatkan perekonomian baik dari sisi keluarga, desa hingga pemerintah daerah sendiri.
“Kalau misalnya, program ini berjalan setiap desa di Kabupaten Magelang diambil 2 orang dikali 367 desa kan sudah 700 lebih yang kita kirimkan per angkatan, kalau setahun kita kirim 4 angkatan sudah 2.500 lebih pekerja migran yang kita kirim,” tandas Karding.
Ditempat yang sama, Bupati Magelang, Grengseng Pamuji menyambut baik peluang tersebut. Nantinya, Pemkab Magelang akan menyiapkan infrastruktur pelatihan termasuk mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) serta menyesuaikan SOP ketenagakerjaan.
“kita siapkan dulu infrastrukturnya karena di BLK sendiri belum sepenuhnya sinkron dengan kebutuhan pekerja migran, sehingga fokus awal kami untuk menyinkronkan terlebih dulu program di BLK dengan kebutuhan pasar luar negeri, sehingga bisa menciptakan pekerja migran yang terdidik,” pungkas Grengseng. (๐ฟ๐๐ฅ๐)