Candi Bacem Di Jaman Majapahit Bangunan Megah, Kini Hanya Tersisa Tumpukan Batubata

Foto : Candi Bacem situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang tersisa hanya tumpukan batubata (dok.istw)

 

Mediarakyatpos, Blitar – Candi Bacem di Dusun Cungkup, Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, merupakan salah satu sisa jejak kemasyhuran Kerajaan Majapahit. Sayang, kini bangunan itu hanya tersisa tumpukan batu.

Keramat :
Masyarakat setempat menyebut Candi Bacem sebagai Sadran Cungkup. Sampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.

Mengutip situs Cagar Budaya Jatim, Candi Bacem memiliki panjang 19 meter dan lebar 12 meter. Situs Candi Bacem sendiri terdiri dari dua bangunan candi.

Bangunan pertama sebelah utara berukuran panjang 5,5 meter, lebar 5,5 meter, dan tinggi 1,5 meter. Pada bangunan pertama terdapat puing tiga tingkat anak tangga yang menuju dalam badan candi, anak tangga tersebut berada di sebelah barat.

Bangunan kedua berada di sebelah selatan memiliki panjang 3,5 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 1,5 meter. Bangunan ini masih terlihat baik daripada bangunan sebelah utaranya. Bagian candi ini masih tampak jelas.

Pada Candi Bacem terdapat umpak yang berjumlah 13 buah. Pada bangunan di sebelah utara terdapat 7 buah umpak, sementara bagian bangunan selatan terdapat 6 buah umpak. Ukuran umpak tersebut tidak sama, paling besar memiliki lebar atas 15 centimeter, lebar bawah 23 centimeter, dan tingginya 28 centimeter. Ukuran terkecil memiliki lebar atas 13,5 centimeter, lebar bawah 18 centimeter, dan tinggi 21 centimeter. Umpak-umpak tersebut ada yang berhias dan ada yang polos. Umpak tersebut sekarang ditempatkan di atas kedua candi tersebut. Umpak di Candi Bacem berfungsi sebagai batu penyangga tiang.

Kepingan genting di candi sebelah utara yang memiliki ukuran panjang bervariasi ada 6 cm, 10 cm, 12 cm, 14 cm, dan paling besar 29 cm. Lebar pecahan genting antara 3-10 cm serta tebalnya 3 cm.

Ditemukan juga kepingan dari tanah liat yang memiliki pola melingkar dan bentuknya tidak sama dari pecahan genting tersebut. Kepingan genting di candi sebelah utara memiliki ukuran panjang bervariasi ada 6 centimeter, 10 centimeter, 12 centimeter, 14 centimeter, dan paling besar 29 centimeter. Lebar pecahan genting antara 3-10 centimeter dan tebalnya 3 centimeter.

Ada juga kepingan dari tanah liat dengan pola melingkar dan bentuknya tidak sama dari pecahan genting tersebut. Kemungkinan pecahan itu merupakan pecahan sisa-sisa jambangan, yang memiliki ukuran panjang 15 centimeter dan tinggi 9 centimeter. Ada batu lonjong yang memiliki panjang keseluruhan 83 centimeter, panjang bagian bawah 10 centimeter, tebalnya 12 centimeter, dan tingginya 15 centimeter.

Di bawah candi terdapat saluran air yang terbuat dari batu. Saluran air ini disebut masih tertanam di bawah tanah sedalam 1,5 meter. Saluran air itu diduga sebagai pengaliran air yang telah disucikan dari atas. Ada juga dugaan untuk menyalurkan air hujan ke dalam tanah, agar candi tidak basah dan lembab, sehingga tidak mudah rusak.

Kondisi Terkini :
Kini, Candi Bacem bangunan megah yang didirikan pada era Kerajaan Majapahit tersebut, hanya tersisa tumpukan batu-bata. Mirisnya, banyak batu-bata yang hilang dari kawasan candi.(gdp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *